Pihak Berwajib di harapkan Tindak Lanjuti Proses
Anggran Tersebut
Tanah Datar,Integritasmedia.com – Study Komperatif yang di Laksanakan oleh Dinas Kominfo Kabupaten
Tanah Datar yang dilaksanakan dari tanggal 10-13 Desember 2017 tidak transparan sehingga seperti main kuciang-kuciangan antara
sesama wartawan.
Berbagai
perbincangan di di lontarkan oleh wartawan yang mrmpunyai surat tugas dalam melaksanakan tugas
jurnalistiknya di Tanah Datar karena sebahagian besar para awak media tersebut
tidak di libatkan dalam berbagai rapat untuk keberangkatan Study koperatif ke
Jakarta dan Bandung.
Wartawan Fungsinya Sosial Kontrol dalam
Pembangunan dan Bukan Pengumpul Kliping
Domas Hani
Perwakilan Jawa POS yang juga mempunyai surat tugas untuk tugas
jurnalistik di kabupaten Tanah Datar mempertanyakan anggaran dari Dinas Kominfo
tentang anggaran dari Dinas tersebut.Sebab dalam keberangkatannyapun banyak wartawan yang bertugas di daerah Tanah Datar tidak
di undang sama sekalipun untuk rapat untuk study
komperatif.Dinas
Kominfo melimpahkan sistem keberangkatan wartawan itu ke Humas Pemkab Tanah Datar.Namun anehnya Humas tidak mengundang keseluruhannya wartawan yang ada surat tugasnya,dan lagi-lagi humas melimpahkannya ke organisasi
masing-masing yaitu PWI,HIPi dan KWRI.
Domas hani menyebutkan
kenapa Humas melimpahkan keberangkatan wartawan tersebut ke organisasi wartawan
yang ada di Tanah Datar dalam Study Komperatif itu.Kalau kita berbicara lebih jauh lagi ,Study
Komperatif itu bukan untuk organisasi wartawan tetapi adalah anggran DFinas Kominfo semacam reword untuk untuk waratawan.Dan melihat
siitem keberangkatannya sudah mulai lempar batu sembunyi tangan,maka hal ini harus di tindak lanjuti
oleh aparat hukum ,apalagi dalam sistem keuangan serta sistem
alinnya .
Perlu juga di
ketahui kata Domas bahwa sebahagian wartawan itu tidak tergabung dalam
organisas wartawan.JIka ada semacam reword yang di anggarkan oleh Dinas
Komnfo,humas seharusnya melibatkan seluruh wartawan untuk keberangkan study
kompertaif,supaya ada kata sepakat criteria yang berangkat study komperatif.
Disebutkan juga
oleh Domas,dalam keberangkatan wartawan tersebut,ada wartawan yang baru
bertugas dan belum berlanggan Koran serta baru terbit atau beroperasi medianya,ini ada
apa?ada nggak kartu truf yang ada di beberapa wartawan yang baru bertugas
itu,sehingga humas merasa ketakutan sehingga dipaksakan untuk keberangkatannya.
Sebelum ke
berangkatan tersebut Domas hani minta konfirmasi kepada Muharwan kasubag media
via WA dan Muharwan menjawabnya bahwa sesuai hasil rapat
kliping Koran harus di serahkan ke Humas dari bulan Januari s/d Agustus
2018,serta pemberitaannya tentang pembangunan,Dan juga dengan kegiatan ini
menambah khazanah informasi Pemda tentang kemitraan dengan pers serta
peningkatan motovasi kompetensi dalam berkraya.Serta karena keterbatasan
personil di Humas ,maka Humas HUmas minta Ke wartawan untuk mengumpulkan
klipingnya,ini jugajkan lucu,wartawan sebagai social control dalam
pembangunannya di suruh mengumpulkan kliping,ini,itu balasan dari Muharwan selaku
Kasubag di Tanah
Datar,ujar
Domas han.Denagn sitem ini juga telah mencoreng profesi wartawan sebagai seorang jurnalistik,sebab wartawan adalah seorang pewarta dan bukan seorang pengkliping
Koran.
Nailul Badri Korda
Online Terobos juga mempertanyakan keberangkatan study komperatif yang tiidak
tepat sasaran itu,karena anggaran dari Dinas Kominfo itu semacam reword untuk
wartawan yang bertugas dan bukan untuk top organisasi yang ada, Karena kalau
kita kaji lebih dalam yang bisa menerima dana hibah untuk study komperatif itu
ada 3 organisasi wartawan yaitu PWI,AJI,dan IJTI. Humas kelihatannnya lempar
batu sembunyi tangan,dan juga ingin memprovokasi antara sesame wartawan,ini
harus di sikapi oleh para wartawan,jangan karena bantuan tersebut kita sebagai wartawan di
adu dombanya. Bailul Badri juga
mengharapkan supaya aparat hukum harus menindak
lanjuti anggaran dana tersebut dan sisitemnya.
Perwakilan Koran
Bidik Indonesia Syamsul Bahri SH dan mempunyai surat tugas untuk meliput di
Kabupaten Tanah Datar juga mempertanyakan system keberangkatan dan juga
anggaran dari Dinas Kominfo.Sebab selain dari 37 orang wartawan ada juga dari
secretariat DPRD,Ketua DPRD ,Humas dan dari Dinas Kominfo melibatkan 6 orang angotanya dalam satu
surat tugas yang di tanda tangani Bupati Tanah Datar Irdinansyah Tarmaizi.Dan tentang keterlibatan para pengguna anggaran yang mengikutkan sertakan 6 anggotanya ,ini juga harus di
tindak lanjuti oleh aparat hukum karena mereka di tugaskan dalam satu surat
tugas dengan para wartawan yang mengikuti study Komperatif ini,ujar Syamsul Bahri.
Selanjutnya media
mengkonfirmasikan tentang Study Komperatif ini kepada Kadis Kominfo Tanah Datar
Erizal Ramli.Erizal Ramli mengatakan bahwa anggaran Study Komperatif ini
menggunakan anggaran perubahan untuk memberikan semacam reword bagi wartawan yang bertugas
di Tanah
Datar,dan
karena Dinas ini baru beroprasi 1 tahun,tentu secara maksimal Dinas Kominfo tidak
mengetahui secara keseluruhan wartawan
yang bertugas di Tanah Datar.Dan Dinas Kominfo melimpahkan sitem keberangkatan
para awak
media ike Bahgian Humas Tanah Datar.
Wartawan Bukan Corong Pemerintah,tetapi Mitra Pemerintah
Syahril selaku kabag HUmas Pemkab
Tanah Datar yang di minta konfirmasinya mengatakan bahwa anggaran ini memang
berupa Reword dari Dinas Kominfo,dan karena selam ini yang mengurus tentang
pers,media dan wartawan adalah humas.Maka humas menerima tugas i9ni dengan
melimpahkan juga sistem keberangjatan awak media ini kepada 3 organisasi yang
ada di Tanah Datar.Serta humasd juga mempunyai kriteria dalam study Komperatif
itu yaitu harus ada kliping koran,serta aktif bertugas di Tanah Datar,ujar
Syahril.(Anthon Chino)
Posting Komentar