Payakumbuh,Integritasmedia.com - BERBICARA soal hari Kartini
dan sosok perempuan, tentu banyak hal yang dapat kita petik. Perempuan adalah makhkuk
ciptaan Allah yang apa adanya dan tidak bisa berbuat
terlalu jauh dan terlalu maju dibanding laki-laki.
“Yah
itulah kodrat wanita dan tidak bisa dipungkiri, wanita memang dikenal kaum yang
lemah dan perasa (punya perasaan
yang lebih halus dibanding pria.Red), “ujar salah seorang perempuan kota Payakumbuh Wulan Denura, S. ST (29)
kepada wartawan di Payakumbuh, baru-baru ini.
Meskipun demikian, walau bagaimapun wanita jaman sekarang
harus punya ilmu, dan smart. Cara berfikir modern, agar berwawasan luas, tapi
bukan untuk menomorduakan laki-laki, tapi
menjadi dasar jadi
ibu rumah tangga yang baik
pun, harus ada bekal. Agar tidak
dianggap terlalu lemah oleh laki-laki.
Banyak pro
kontra, tentang
kesetaraan gender ini, saya saja yang
sejak bangku kuliah belajar gender sampai sekarang
di seminar-seminar yang
membahas tentang gender, selalu beradu argument, bahwa
perempuan menurut mereka harus ikut sajalah aturan yang
ada, ngak usah tampil-tampil
dan dirumah sajalah!.
Memang benar apalagi
wanita yang sudah menikah, perlu menjaga nama baik
suami dan keluarga, maksud kita disini, bukan harus ikuti jaman kekinian
yang serba modern, tapi
wanita harus punya pikiran maju dan
tidak tertinggal.
Contohnya
saja kita tidak bisa
menampik jaman yang
berkembang, era globalisasi. Perempuan bisa
menjadi apa saja sebenarnya tapi tetap
harus memperhatikan tempat, dan keadaan.
“Tetapi
hormat dan paham tentang
adat istiadat, paham "alua jo patuk" demikian kita di minang, khususnya Payakumbuh, “terang anggota DPRD kota Payakumbuh itu.
Ditambahkan bendahara DPC Partai Gerindra kota Payakumhuh itu, terkait
sekarang
hari Kartini,
kita bisa
belajar dengan apa
yang telah dilakukan pejuang Nasional
wanita Kita R. A Kartini (nama beliau ketika masih gadis dan belum
menikah), semenjak gadis sudah berusaha memberikan hal baik dari
apa kemampuan yang ia punya, berjuang demi orang
banyak tidak hanya bisa dilakukan laki-laki.
Namun,
perempuan juga bisa, ituLah yang
dbuktikannya, yah ketika masa itu perempuan
tidak
boleh bersekolah itulah tantangan terbesar dan hebat yang
dilakukan oleh beliau. Sampai pada
akhirnya menikah dan mendirikan sekolah perempuan.
Dengan demikian, kita
ambil dan contoh disini adalah semangat juang dan kegigihan seorang perempuan
dan hingga akhirnya berhasil, masa yang
dulu penuh tantangan untuk
berbuat demikian saja beliau bisa, jaman sekarang kita perempuan era kekinian
juga harus bisa donk.
Pengurus Bundo
Kanduang Nagori Koto Nan IV, kecamatan Payakumbuh Barat
itu, juga angkat bicara terhadap maraknya KDRT, kekerasan terhadap perempuan
dan anak, human trafficking. Adalah
bukti kelemahan perempuan, ketidakberanian yang
mereka miliki, buat mereka semakin
lemah. Takut menghadapi kenyataan untuk
ditinggal suami dan menghidupi anak sendiri menjadi alasan mereka tetap
bertahan.
Padahal
sebenarnya masih banyak hal lain, yang bisa
mereka lakukan, dengan punya
modal ilmu pengetahuan yang baik mereka akan kuat dan semangat, punya
keputusan terbaik pastinya. Harapan kita perempuan jaman sekarang
harus punya
cita-cita yang
tinggi, enggak pun tercapai sampai puncak cita-cita, minimalnya
ada sudah naik ke peringkat atau jalan menuju cita-cita
tersebut.
“Setelah
bersuami pun kita tidak
bekerja ngak
masalah, tapi kembali
lagi, kita sudah punya ilmu pengetahuan yang
cukup, ibu yang
smart, “ajak anggota komisi B DPRD Payakumbuh itu.
Sebetulnya, kata Wulan Denura, tidak hanya Kartini
yang kita
kenang, tapi
banyak perempuan tokoh nasional lain, pahlawan kita
yang hebat, seperti
Rasuna Said, Rohana
Kudus,
Siti Manggopoh,
Cut Nyak Dien
dan banyak lainnya, yang bisa
kita pelajari, kelihaian
dan perjuangan mereka,
cuma mungkin karna kari
Kartini telah ditetapkan secara nasional, maka lebih dikenal, dan sering
diperingati.(A)
Posting Komentar