Padang,Integritasmedia.com - Tempo Institute dan Badan Ekonomi Kreatif (Bekraf) memulai
program “Pendampingan Komunitas Kreatif Bekraf-Tempo Institute” atau
Kombet Kreatif selama tiga hari di Padang. Setidaknya ada 40 pelaku
ekonomi dan industri kreatif yang terpilih hadir menjadi peserta di
Digital Innovative Lounge (DILo) Telkom, Padang.
Seperti
diketahui, Ibukota Provinsi Sumatera Barat ini adalah kota pertama yang
didatangi program Kombet Kreatif. Setelah Padang, Kombet Kreatif akan
melawat ke 11 kota lainnya, yaitu Surabaya, Kendari, Karangasem,
Maumere, Singkawang, Malang, Bojonegoro, Bandung Barat, Belu, Kupang,
dan Merauke.
“Program ini bertujuan mempererat jejaring
komunitas kreatif di tingkat kota dan kabupaten. Setiap kota, setiap
kabupaten, memiliki kekayaan potensi ekonomi kreatif yang unik dan
khas,” kata koordinator panitia pelaksana kegiatan, Tatty Appriliyana di
aula DILo-Telkom Padang, kemarin.
Dikatakannya, Sumatera Barat,
misalnya, sudah diketahui sangat kuat memiliki potensi di bidang
kuliner, seni pertunjukan, fashion, dan juga alam yang luar biasa. Oleh
karenanya komunitas kreatif berbagai bidang di Sumatera Barat perlu
berkolaborasi dan menjadi pendorong kemajuan ekonomi kreatif. "Kami
percaya, komunitas kreatif yang berjejaring kuat akan meningkatkan
ekonomi kreatif di daerah dan juga bermanfaat di level nasional,"
katanya lagi.
Program ini menghadirkan kreator inspiratif, ahli
pemasaran, dan pakar branding. Di Padang, Yukka Harlanda (kreator Brodo
Footwear) dan Benny Fajarai (kreator Qlapa.com)
hadir berbagi semangat dan inspirasi. Pada program ini juga akan
diperkenalkan skill storytelling, penceritaan, yang sangat penting untuk
membangun nilai tambah produk kreatif. Narasi yang memikat adalah
sarana yang ampuh meningkatkan nilai tambah sebuah produk kreatif.
"Kisah yang kuat bisa membangun ikatan antara produk dan konsumen, yang
membuat sebuah produk berbeda dengan produk lain yang serupa. Narasi
yang bagus sangat dibutuhkan," kata Mardiyah Chamim, Direktur Eksekutif
Tempo Institute.
Lebih dari sekadar pertemuan komunitas,
rangkaian lawatan ini adalah sebuah upaya pendampingan komunitas untuk
berkolaborasi dengan lebih baik. Karenanya, jaringan Sumbar Kreatif,
Indonesia Creative Cities Network (ICCN) menjadi mitra strategis untuk
mewujudkan kolaborasi antarkomunitas dalam jangka panjang. Sebagaimana
Harris Satria, perancang busana dan pengajar di Universitas Andalas,
akan bertindak sebagai fasilitator dalam acara ini.
"Kami akan berupaya menyambungkan potensi berbagai komunitas, agar saling bantu dan menjadi lebih baik," kata Harris.
Lawatan Kombet Kreatif di Padang juga didukung oleh Pemerintah Kota
Padang melalui Dinas Pariwisata Kota Padang, Bagian Perekonomian Setdako
Padang, Sumbar Kreatif, DILo-Telkom, Auto2000, dan Yamaha-Tjahaja Baru.
Koordinator Lawatan 12 Kota-Kombet Kreatif Tatty Apriliyana
menjelaskan, program ini adalah pemantik kolaborasi komunitas kreatif
lokal supaya berjejaring lebih kuat.
"Selanjutnya, kami berharap
komunitas kreatif di Padang benar-benar tumbuh solid dan berjejaring
kuat. Sepanjang 2017, Produk Domestik Bruto (PDB) dari sektor ekonomi
kreatif tercatat mencapai Rp 852 triliun. Angka ini diyakini terus
meningkat di tahun-tahun mendatang, sebuah perkembangan yang harus
diimbangi dengan peningkatan kemampuan menarasikan dan memasarkan produk
bagi pelaku ekonomi kreatif,” tuturnya.
Sementara itu, Walikota
Padang diwakili Kepala Disbupar Medi Iswandi menyambut positif
dilaksanakannya Kombet Kreatif di Padang. Ia berharap semoga pelaku
ekonomi dan industri kreatif di Padang semakin termotivasi sehingga
saling mempererat jejaring komunitas kreatif nantinya.
"Apalagi
Padang memiliki kekayaan potensi ekonomi kreatif yang unik dan khas yang
memiliki daya tarik tersendiri. Semoga ini dapat dikembangkan
nantinya," imbuhnya. Pada kesempatan itu juga hadir Kepala Bagian
Perekonomian Setdako, Edi Dharma
Posting Komentar