Bukittinggi, Integritasmedia.com-Keinginan masyarakat Sumatera Barat untuk mendirikan Perguruan Tinggi (PT) sudah tumbuh semenjak memasuki abad ke-20.
Hal itu dapat dipahami karena pada masa itu sudah muncul golongan intelektual dan cendekiawan yang peduli dengan pendidikan anak bangsa.
Untuk mewujudkan keinginan tersebut di atas, maka dipilihlah Bukittinggi. Bukittinggi merupakan kota yang beruntung.
Di kota kecil inilah, pada tahun 1948, pemerintah mendirikan beberapa Akademi yang terdiri dari Akademi Pamong Praja, Akademi Pendidikan Jasmani, dan Akte A Bahasa Inggris, Akademi Kadet, dan Sekolah Inspektur Polisi.
Semua Akademi tersebut, merupakan cikal bakal lahirnya sebuah universitas di Sumatra Barat. Hal ini mengemuka seiring dengan diproklamirkannya Kemerdekaan Indonesia oleh Ir.Soekarno dan Drs.Mohammad Hatta. Para pemuka masyarakat Sumatera Barat merasakan bahwa kebutuhan generasi muda yang terdidik, sangat mendesak.
Proses panjang untuk mendirikan universitaspun terus dilakukan. Singkat cerita, pada tanggal 13 September 1956 Wakil Presiden Drs. Mohammad Hatta meresmikan pembukaan Universitas Andalas di Bukittinggi.
Bukittinggi tetap menjadi magnet untuk mendirikan Perguruan Tinggi, bahkan sampai sekarangpun itu masih tetap dilakukan.
Saat ini, di kota yang mendapat julukan Kota Pendidikan, banyak bermunculan Perguruan Tinggi setingkat Akademi, Sekolah Tinggi, juga Universitas. Bahkan di kota ini pula, beberapa kampus kelas jauh, dengan mudahnya dapat kita temui saat ini.
Kembali pada peran sejarah masa lalu, bila pada tahun 1948, pemerintah sudah memiliki gagasan untuk medirikan perguruaan tinggi, maka pihak swasta pun tidak mau ketinggalan untuk berperan serta dalam memajukan dunia pendidikan di kota sejuk ini.
Para golongan intelektual yang peduli dengan pendidikan anak bangsa, sebut saja Yayasan Universitas Fort de Kock yang dikomandoi oleh H. ZA merasa terpanggil untuk ambil bagian ketika thn 2002 Walikota Bukittinggi membuka peluang para investor yang mau menanamkan modalnya di bidang pendidikan di Bukittinggi dalam rangka mengembalikan citra Bukittinggi sebagai kota pelajar yang melahirkan tokoh bangsa. Bermula dari sebuah STIKes, kemudian terus berbenah diri sehingga pada thn 2019 berubah nama menjadi Universitas Fort de Kock.
Saat ini, UFdK tidak saja memiliki sarana dan prasarana yang cukup dan memadai, juga telah menjalin kerjasama dengan beberapa universitas di luar negeri. Untuk merealisasikan kerjasama yang sudah diseKeinginan
insyaAllah besok, rombongan universitas Fort de Kock yang terdiri dari masiswa serta unsur dosen dan pimpinan akan mengadakan kunjungan study banding ke University College di Malaysia dan Songkhla University di Thailand. Disamping kerjasama yang sudah berlangsung beberapa tahun dengan beberapa universitas di ASEAN, saat ini universitas Fort de Kock juga sedang merancang kerjasama dengan Monash University.
Ini merupakan upaya yang dilakukan pihak universitas dalam upaya menuju universitas yang dapat berdaya saing global.
(Gusrizal Dt. Salubuak Basa – Pengamat Pendidikan Kota Bukittinggi).
Posting Komentar