Kepala Dinkes Kota Bukittinggi Linda Faroza, mengatakan pihaknya selama ini telah melakukan upaya pencegahan dan penanggulangan anemia pada remaja putri, baik secara promotif, preventif maupun kuratif dan rehabilitastif.
Ya, seperti, melakukan pemeriksaan kadar HB remaja putri tingkat SLTP dan SLTA sederajat se-Kota Bukittinggi dengan jumlah 936 sampel, dimana didapatkan prevalensi anemia sebesar 13,2 persen,” Kata
Sementara itu, Ketua TP.PKK Bukittinggi Fiona Erman Safar, menyampaikan program perbaikan gizi masyarakat merupakan program prioritas Pemko Bukittinggi.
“Hal ini tentu didasari oleh masih adanya permasalahan gizi yang berdampak terhadap kesehatan masyarakat,” ucapnya.
Fiona sebut, pencegahan stunting harus dimulai sejak remaja, dimana dipastikan remaja berstatus gizi normal, tidak KEK (Kekurangan Energi Kronis) dan tidak mengalami anemia.
“Karena remaja yang anemia, apabila tidak teratasi, maka dikhawatirkan terbawa hingga masa kehamilan dan dapat mengganggu kesehatan janin sehingga beresiko melahirkan bayi stunting,” debutnya
Dengan dibentuknya duta cemara di setiap sekolah tingkat SLTP dan SLTA sederajat di Kota Bukittinggi, yang telah dibekali dengan materi edukasi tentang pencegahan dan penanggulangan masalah anemia pada remaja. Diharapkan para duta dapat mengajak teman sebaya untuk dapat melakukan pencegahan anemia sejak dini.
“Sehingga remaja putri bebas dari anemia dan siap menjadi cikal bakal ibu yang akan melahirkan generasi penerus yang tidak stunting dan berkualitas,” tutup Erman Safar.
Posting Komentar