Salah Seorang Siswa SDN 07 Sariak Laweh Terindikasi Tidak Berkarakter

 


             Kadis Pendidikan Afri Efendi S.Pd


Limapuluhkota, Integritasmedia.com- Pendidikan di Kabupaten Limapuluhkota ternoda oleh ulah salah seorang  siswa yang tidak mempunyai etika dan sopan santun terhadap gurunya


 Berbagai informasi telah beredar ditengah-tengah masyarakat kabupaten Limapuluhkota, baik itu perbincangan masyarakat serta dengan telah beredarnya video anak siswa SD yang berani melawan gurunya serta mengeluarkan kata-kata yang kotor dan juga menendang pintu kelasnya.Kejadian tersebut di SDN 07 Sariak Laweh Kecamatan Akabiluru Kabupaten Limapuluhkota, 


Afri Efendi, S.Pd yang menerima laporan tentang hal tersebut Senen ( 17/7/3023 ) langsung menginstruksikan kepada Korwil, pengawas sekolah serta Kepala Sekolah yang berdekatan dengan SDN. 07 tersebut untuk ke sekolah yang bersangkutan, serta meminta keterangan asal mula kejadian yang menyebabkan kegaduhan di dunia pendidikan Kabupaten Limapuluh kota atas tindakan salah seorang murid SD yang telah berani melawan guru serta menendang pintu kelasnya.


Disampaikan oleh Afri Efendi bahwa melihat kejadian  ini,  terindikasi siswa tersebut tidak mempunyai karakter yang baik, apalagi saat ini yang perlu sekali dibina adalah karakter siswa,  disamping menuntut ilmu pengetahuan, karena karakter tersebut menunjukkan sifat seseorang..


.Lebih lanjut disampaikannya bahwa sesuai  Pasal I UU Sisdiknas tahun 2003 menyatakan bahwa diantara tujuan pendidikan nasional adalah mengembangkan potensi siswa untuk memiliki kecerdasan, kepribadian dan akhlak mulia. Amanah UU Sisdiknas tahun 2003 itu bermaksud agar pendidikan tidak hanya membentuk insan Indonesia yang cerdas, namun juga berkepribadian atau berkarakter, sehingga nantinya akan lahir generasi bangsa yang tumbuh berkembang dengan karakter yang bernafas nilai-nilai luhur bangsa serta agama. Pendidikan yang bertujuan melahirkan insan cerdas dan berkarakter kuat itu, juga pernah dikatakan Dr. Martin Luther King, yakni; intelligence plus character.....that is the goal of true education (kecerdasan yang berkarakter... adalah tujuan akhir pendidikan yang sebenarnya.


Namun bagi sebagian keluarga, barangkali proses pendidikan karakter yang sistematis diatas sangat sulit, terutama bagi sebagian orang tua yang terjebak pada rutinitas yang padat. Karena itu, seyogyanya pendidikan karakter juga perlu diberikan saat anak-anak masuk dalam sekolah terutama sejak play group dan taman kanak-kanak. Di sinilah peran pendidik, yang dalam filosofi Jawa disebut digugu dan ditiru, dipertaruhkan. Karena pendidik adalah ujung tombak di sekolah, yang berhadapan langsung dengan semua siswanya di dalam dan di luar kelas. Bagaimana upaya pendidik untuk menanamkan nilai-nilai karakter kepada siswanya menuju terbentuknya generasi unggul dalam pembangunan bangsa?



Karakter adalah cara berpikir dan berperilaku yang menjadi ciri khas tiap individu untuk hidup dan bekerjasama, baik dalam lingkup keluarga, masyarakat, bangsa dan negara. Individu yang berkarakter baik adalah individu yang bisa membuat keputusan dan siap mempertanggungjawabkan setiap akibat dari keputusan yang ia buat. Pendidikan karakter ditempatkan sebagai landasan untuk mewujudkan visi pembangunan nasional, yaitu mewujudkan masyarakat berakhlak mulia, bermoral, beretika, berbudaya, dan beradab berdasarkan falsafah Pancasila.


Upaya pembentukan karakter sesuai dengan budaya bangsa ini tentu tidak semata-mata hanya dilakukan di sekolah melalui pengembangan budaya sekolah (school culture), akan tetapi juga melalui pembiasaan (habituasi) dalam kehidupan, seperti: religius, jujur, disiplin, toleran, kerja keras, cinta damai, tanggung-jawab, dan sebagainya. Pembiasaan itu bukan hanya mengajarkan (aspek kognitif), akan tetapi juga mampu merasakan (aspek afektif) serta dapat melakukannya (aspek psikomotorik) dari lingkup terkecil seperti keluarga sampai dengan cakupan yang lebih luas di masyarakat.


Karakter yang dapat membawa keberhasilan yaitu empati (mengasihi sesama seperti diri sendiri), tahan uji (tetap tabah dan ambil hikmah kehidupan, bersyukur dalam keadaan apapun), dan beriman (percaya bahwa Tuhan). Ketiga karakter tersebut akan mengarahkan seseorang ke jalan keberhasilan. Empati akan menghasilkan hubungan yang baik, tahan uji akan melahirkan ketekunan dan kualitas, beriman akan membuat segala sesuatu menjadi mungkin.


Disampaikannya  bahwa tujuan mengembangkan karakter adalah mendorong lahirnya siswa yang baik. Begitu tumbuh dalam karakter yang baik, siswa akan tumbuh dengan kapasitas dan komitmennya untuk melakukan berbagai hal yang terbaik dan melakukannya dengan benar, dan cenderung memiliki tujuan hidup, ungkap Afri Efendi. ( Antoncino)

Post a Comment

Lebih baru Lebih lama