 |
| Hendri Septa saat menuruni armada Trans Padang.(foto-dok ist) |
Padang, integritasmedia.com - MEMANG benar sekali apa yang pernah disampaikan oleh Basrizal Koto (Basko), bahwa Kota Padang sedang menggeliat menuju Kota Metropolitan untuk kesejahteraan serta kemajuan daerah dan masyarakat.
Kini, Padang sudah memiliki bekal sebagai kota metropolitan, dengan jumlah penduduk yang hampir menembus angka 1 juta jiwa, serta turunnya angka kemiskinan merupakan bukti bahwa Kota Padang telah siap menyandang predikat kota metropolitan.
Tiga penyebab kemiskinan itu dapat diatasi dengan baik setelah diperbaikinya lingkungan, diantaranya melalui perbaikan jalan menjadi mulus serta betonisasi jalan lingkungan. MCK dan air bersih juga diadakan bagi masyarakat, sehingga masyarakat menjadi sehat.
Disamping itu, yang tidak kalah pentingnya adalah sistim transportasi dalam kota. Karena permasalahan transportasi ini merupakan masalah yang paling pelik yang sulit untuk dipecahkan di kota-kota besar, termasuk di kota Padang. Hal tersebut disebabkan oleh bertambahnya kepemilikan kendaraan di masyarakat, terbatasnya sumberdaya untuk pembangunan jalan raya dan pertumbuhan aktifitas lalu lintas yang padat.
Untuk itu, Pemerintah Kota Padang telah menata dan mengoperasikan jenis transportasi massal yang dinamai Trans Padang sejak Februari 2014 lalu. Bus ini telah beroperasi setiap hari mulai dari pukul 06.00 WIB hingga 19.00 WIB, dan terus berkembang sampai saat ini.
Trans Padang adalah sistem bus raya terpadu yang dimasa kepemimpinan Hendri Septa selaku Walikota Padang terus dikembangkannya, kini moda trasportasi ini sudah melayani 6 koridor yakni Pasar Raya Padang menuju Lubuk Buaya (Koridor I), Pusat Kota menuju Bungus (Koridor II), Pusat Kota Padang menuju Pusat Pemerintahan Aia Pacah (Koridor III), Teluk Bayur menuju Terminal Anak Air (Koridor IV). Pasar Raya Padang menuju Indarung (Koridor V), dan Pasar Raya Padang menuju Universitas Andalas (Koridor VI).
Untuk koneksi dari satu tempat ke tempat lain di dalam Kota Padang sekarang semakin mudah. Saat ini sudah ada 6 koridor Trans Padang yang beroperasi menjangkau seluruh wilayah Padang. Agar bisa menaiki layanannya, tinggal menunggu di halte-halte Trans Padang yang sudah tersebar di jalur koridor masing-masing.
Trans Padang hanya menerima pembayaran menggunakan uang elektronik, seperti Brizzi, Gopay, Dana, Link Aja, OVO, dan Shopee Pay. Khusus Trans Padang Koridor V untuk saat ini tarif hanya bisa dibayar melalui Brizzi.
"Walaupun begitu, keberadaan Trans Padang sangat membantu. Apalagi Trans Padang itu sangatlah ramah dengan semua fasilitas dan pelayanan yang diberikannya kepada kita masyarakat pengunanya", ungkap Dania Latifa yang telah memanfaatkan layanan Trans Padang ini sejak dia duduk di bangku SLTA hingga kini kuliah di UNP Padang.
Ditambahkannya, selain fasilitasnya yang sudah modern. Dia menilai, Trans Padang adalah moda trasportasi massal yang berbiaya murah.
Anggkutan massal ini terbilang berbiaya murah, karena besaran tarif Trans Padang untuk semua koridor sama, untuk pelajar Rp 1.500 dan umum Rp 3.500 per penumpang. Enam koridor yang telah beroperasi saat ini melewati tempat-tempat strategis di kota Padang seperti melewati kampus, sekolah, gedung perkantoran dan sejumlah rumah sakit.
Semetara itu Candra Winata yang akrab dipangil Mak Win salah seorang pelaku di sektor trasportasi di Kota Padang berpendapat, tansportasi pada dasarnya mempunyai dua fungsi utama, yaitu melayani kebutuhan akan mobilisasi dan merangsang perkembangan suatu wilayah atau daerah tertentu.
Transportasi dikatakan baik apabila waktu perjalanan cukup cepat dan tidak mengalami kecelakaan, frekuensi pelayanan cukup, serta aman (bebas dari kemungkinan kecelakaan) dan kondisi pelayanan yang nyaman, dan itu sudah ada pada Trans Padang, bebernya kepada integritasmedia.
Dalam mendukung Kota Padang pusat sebagai pergerakan ekonomi di Sumatera Barat (Sumbar), sudah saatnya Kota Padang memajukan moda tansportasi yang dapat mendukung atau menunjang kegiatan masyarakat, seperti Trans Padang ini, pungkasnya.(hendri)
Posting Komentar