Kondisi terkini jembatan Galodo Kenagarian Pasie Laweh setelah pekerjaan rehabilitasi oleh CV. Mitra Karya Graha. (foto-bonar) |
Tanah Datar, integritasmedia.com - SEJATINYA keberadaan tapak atau pondasi jembatan dengan pangkal jembatan tidak bisa dipisahkan, karena kedua elemen ini bertanggung jawab untuk memikul beban dari bagian atas jembatan, samping, seperti tekanan tanah, gaya tumbukan, dan beban bangunan atas.
Namun, tidak begitu dengan pekerjaan rehabilitasi jembatan (paket 9) di Kenagarian Pasie Laweh, Kecamatan Sungai Tarab, Kabupaten Tanah Datar yang dikerjakan oleh CV. Mitra Karya Graha.
Dimana kegitan milik Dinas Pekerjaan Umum Perumahan Rakyat dan Pertanahan (PUPR) Kabupaten Tanah Datar ini terkesan dikerjakan tidak maksimal.
Betapa tidak, pekerjaan yang dipercayakan kepada CV. Mitra Karya Graha, dengan dana Rp.104.429.000 yang bersumber dari DAU itu walaupun sudah di PHO, namun terlihat hasil pekerjaannya masih belum sempurna.
Karena masih adanya coran pada tapak jembatan yang keropos di beberapa bagian. Bahkan antara pasangan batu lama yang di bongkar pada pangkal jembatan tidak dipasang kembali untuk menyatukannya dengan tapak jembatan yang baru. Sehingga membentuk ronga diantara kedua elemen tersebut.
Dengan keadaan seperti itu, dikhawatirkan kekeroposan tersebut akan berdampak kurang bagus kedepannya, karena akan mudah terkikis oleh aliran air sungai Batang Bangkahan yang sulit diprediksi, kadang kecil, kadang sedang, bahkan air bah yang sering turun dari Gunung Marapi seperti yang sudah-sudah, ungkap Yufrizal Can, ST salah seorang pelaku konstruksi di Padang.
Dilanjutkannya, begitu juga dengan pangkal jembatan yang terlihat tidak menyatu dengan tapak jembatan, juga rentan akan terkikis oleh aliran air. Bahkan kemungkinan ada resiko patah, karena tidak kuat memikul beban pada ujung luar, pinggir dan gaya-gaya lainnya, untuk diteruskan ke pondasi.
Karena ini adalah pekerjaan perkuatan, sebaiknya pihak yang berwenang dalam hal ini Dinas PUPR Tanah Datar dapat memastikan beton tersebut telah memiliki kekuatan yang sesuai dengan peruntukannya, agar kestabilan pada perkerjaan perkuatan tersebut terjamin untuk keberlanjutan dan ketahanan struktur jembatan itu, imbau Yufrizal mengingatkan.
"Untuk pekerjaan rehabilitasi jembatan (paket 9) di Kenagarian Pasie Laweh itu, kami sudah selesai 100 %, bahkan dalam pelaksanaan kita sudah sesuai dengan RAB dan volume", aku Leni dari CV. Mitra Karya Graha kepada integritasmedia, Kamis (9/1/25).
Dilanjutkannya, karena anggaran dari dinas yang terbatas, kami bekerja untuk lokasi yang urgent saja. Dengan fokus pekerjaan pada tapak bawah jembatan, sebab itu yang paling urgent dan harus segera di lindungi, pungkasnya tanpa menjawab masalah hutang yang ditinggalkan pihaknya kepada masyarakat pedagang, biaya material masyarakat yang terpakai dalam kegiatan pekerjaan tersebut, serta sewa dan perbaikan molen milik BumNag Bukik Sikumpoa Kenagarian Pasie Laweh.
Kepala BumNag Bukik Sakumpoa, Israr Mahmuda mengatakan, bahwasanya molen milik BumNag tersebut disewa oleh kontraktor selama 13 hari, dengan perjanjian harga Rp.200.000 seharinya.
"Namun sampai akhir pekerjaan kontraktor masih mempunyai sisa sewa molen kepada BumNag sekitar Rp.1.200. 000 ditambah biaya perbaikan molen yang rusak saat dioperasikan pihak kontraktor sebesar Rp.500 ribu", beber Israr.
Dengan tetap berprasangka baik, pihaknya dan beberapa orang masyarakat yang masih tersangkut keuangan dengan kontraktor tersebut, mereka menunggu etikad baiknya untuk menyelesaikannya sampai Jum'at (3/1/24) kemarin. Seperti yang dijanjikan sendiri oleh Buk Leni dari CV. Mitra Karya Graha di hadapan Walinagari Pasie Laweh Hidayat Dt. Paduko Sirajo dalam pertemuan di kantor walinagari, urainya menambahkan.
"Janji, tingal janji. Kepercayaan kami tidak diangap. Janji yang dibuatnya sendiri, tidak ditepatinya. Makanya, pada Selasa (7/1/25) kami mendatangi Kantor Dinas PUPR Kabupaten Tanah Datar, untuk mencari solusi atas 'sengkarut' masalah ini", jelasnya lagi.
Dalam pertemuan dengan Sekretaris Dinas PUPR Alhadi. Ketika itu, dia menyampaikan, akan menyelesaikan masalah ini dengan pihak kontraktor, dan akan memanggil pihak CV. Mitra Karya Graha secepatnya, beber Israr mengakhiri.
Walinagari Pasie Laweh, Hidayat Dt. Paduko Sirajo, ketika ditemui dalam suatu kesempatan terpisah, kepada integritasmedia dia membenarkan bahwa pihak rekanan berjanji akan membayar semua hutang pada tanggal 3 Januari lalu, tapi sampai saat ini tidak juga dibayarkan. “Untuk itu, kami minta kejelasan dan kepastian kapan pembayaran hutang tersebut," tegas sang walinagari itu.
Sementara itu, Refdizalis Kabid Bina Marga Dinas PUPR Kabupaten Tanah Datar tidak menjawab konfirmasi integritasmedia, Kamis (8/1/25). Begitu juga dengan Kepala Dinasnya Teten Peri.(bonar/hendri)
#pasielaweh #jembatangalodo #puprtanahdatar #pemkabtanahdatar
Posting Komentar