Panitia Pelaksana, Ustadz H Hannan Putra Lc MA yang merupakan Sekretaris Umum MUI Kota Payakumbuh menyampaikan, acara tersebut awalnya hanya diperuntukkan untuk para imam masjid se-Kota Payakumbuh saja. “Acara ini diangkat untuk menindaklanjuti poin-poin evaluasi dari kegiatan MUI Payakumbuh pada bulan Ramadhan lalu. Banyak yang mengeluhkan, bahwa bacaan para imam perlu ditahsin,” papar beliau kepada wartawan.
Namun, karena acara tersebut mendatangkan nara sumber yang tidak main-main, panitia menjadi kebanjiran pendaftar. Nara Sumber yang didatangkan MUI Payakumbuh adalah Syaikh Sa’ad Yaslam Khanbari Lc MA dari Pekan Baru. Beliau merupakan pakar bacaan Al-Qur’an qira’ah ‘asyarah kubra dan sughra dengan sanad tertinggi di dunia.
“Karena banyak peminat, ternyata acara tidak bisa kita buat terbatas. Akhirnya kita buka untuk umum saja dulu. Peserta bahkan banyak juga yang datang dari luar daerah seperti Padang, Jambi, Agam, Bukittinggi, dan sebagainya,” terang beliau.
Ustadz Hannan menegaskan bahwa acara tersebut hanyalah awal dari proses tahsin Al-Qur’an yang panjang. “Namanya saja Al-Fatihah yang berarti pembuka. Dengan acara ini MUI Payakumbuh membukakan pintu untuk belajar. Setelah itu tentu dilanjutkan dengan tahapan berikutnya dengan kajian tahsin dan tajwid,” papar beliau.
Ustadz Hannan juga merekomendasikan kepada MUI di masing-masing Kota dan Kabupaten di Sumbar untuk menyelenggarakan acara bertajuk tahsin Al-Qur’an. “Terus terang saja, bacaan Al-Qur’an masyarakat masih sangat jauh dari standar. Bahkan untuk imam masjid saja, banyak yang belum pas bacaannya. Untuk yang pokok ini saja dulu, yakni Surat Al-Fatihah. Ternyata masih banyak yang belum benar bacaannya. Padahal Al-Fatihah ini salah satu rukun shalat yang menentukan keabsahan suatu shalat,” papar beliau.(A)
إرسال تعليق