Arosuka Solok, integritasmedia.com - PERLUASAN lahan tanam kopi menjadi prioritas Pemkab Solok kedepannya, hal itu dalam rangka meningkatkan produksi dan kualitas salah satu komoditi unggulan Kabupaten Solok tersebut.
"Saat ini kebijakan dan strategi dalam pengembangan kopi diarahkan pada peningkatan produksi, produktivitas dan mutu tanaman kopi berkelanjutan, namun persoalan sulitnya menambah lahan tanam cukup menyulitkan untuk peningkatan produksi," ujar Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Solok, Kenedy Hamzah (21/9/23).
Di kabupaten Solok, terdapat 27 ribu hektar lahan kopi, yang terdiri dari 17 ribu hektare robusta dan 10 ribu hektare arabika. Pemerintah telah memberi dukungan bagi masrayakat untuk mendorong pertumbuhan industri kopi.
"Saat ini kita fokus dulu pada penambahan lahan, sebab persoalan utama kopi solok belum bisa memenuhi permintaan pasar, maka itu penambahan luas tanam akan sangat penting sekarang," tambahnya.
Menurutnya saat ini, kopi arabika akan lebih diprioritaskan, sebab kopi arabika dikembangkan di daerah-daerah tinggi dengan ketinggian 1.200-1.600 mdpl, dimana ketinggian tersebut sangat cocok dengan kontur daerah Solok yang memang berada di kawasan pegunungan, seperti di Kecamatan Lembang Jaya, Danau Kembar, dan Lembah Gumanti.
Serta, dalam beberapa tahun terakhir permintaan terhadap kopi arabika terus meningkat, terlebih pergeseran gaya hidup, dimana jenis usaha yang bergerak dibidang kopi semakin banyak.
"Munculnya kafe-kafe (kedai) kopi turut dalam mendongkrak permintaan, apalagi dalam hal ini (keberadaan kedai kopi modern) kopi Solok sangat diminati," katanya.
Sekda Medison menyatalan, pihaknya akan terus melakukan pendampingan dalam pengembangan perkopian di Solok. Hingga saat ini ada sebanyak 2706 petani kopi tergabung dalam 200 kelompok tani.
Pihaknya menegaskan akan memprioritaskan program bantuan bibit kopi di tahun 2022 dan 2023 nanti, namun bantuan tersebut tidak bisa diberikan kepada perorangan, hanya bantuan kepada kelompok tadi, yang nantinya disalurkan kepada anggota kelompok.
Oleh karena itu Medison mengimbau petani kopi untuk mendirikan kelompok tani, dan didaftarkan ke dinas pertanian Kabupaten Solok, agar memudahkan dalam pendataan dan pembinaan. Dengan itu, kelompok tani tersebut bisa mengajukan bantuan bibit kopi kepada Dinas Pertanian.
"Tak hanya mendorong peningkatan produktifitas dan kualitas komoditi kopi, kita juga akan mendorong pengembangan hilirisasi komoditi kopi tersebut," tutup Medison.(tmy)
إرسال تعليق