Keadaan sabo dam Pasie Laweh pada hari pertama pengerjaan pembersihan oleh OP BWSS V Padang.(foto-ain) |
Ketika itu, semua nagari (perkampungan) yang sungainya berhulu di Gunung Marapi dihondo (dilanda) air bah yang membawa material pasir dan lumpur bekas erupsi Gunung Marapi, kayu serta batu.
Material yang tersapu air inilah yang membuat permukiman warga luluhlantak menjadi rata, yang membuat mereka harus kehilangan nyawa sanak saudaranya dan harta benda.
Tetapi, alhamdulillah... bagi warga di Nagari Pasie Laweh, Kecamatan Sungai Tarab, Kabupaten Tanah Datar, bencana galodo kali ini (karena Pasie Laweh pernah diluluhlantakan oleh bencana serupa pada tahun 1979 dan 2009) tidak berdampak separah seperti di Nagari Sungai Jambu, Simpang Manunggal di Kecamatan Lima Kaum, serta beberapa nagari di Kabupaten Agam, dan kawasan lainnya di Sumatera Barat, ungkap Rully Pasla salah seorang warga Pasie Laweh.
Dilanjutkannya, hal ini diyakini karena adanya bangunan sabo dam di aliran batang bangkahan yang ada di nagari tersebut, yang cukup efektifitas meminimalisir risiko bencana galodo tersebut.
"Mungkin perlu sedikit review designnya supaya kalau peristiwa serupa terjadi kembali limbahan air dan material dapat diarahkan ke bagian kanan sabo dam (kalau melihat ke arah hilir) bisa dicegah atau paling tidak bisa berkurang", imbuhnya.
Diketahui sobo dam ini dibangun oleh Kementerian PUPR melalui Balai Wilayah Sungai Sumatera (BWSS) V Padang panca galodo 2009 silam.
Walaupun pada malam kejadian pintu air sabo dam tersebut sempat tersumbat material galodo, sehingga cukup membuat cemas warga terutama masyarakat di Kampung Lurah. Karena air dari luapannya mengarah ke perkampungan tersebut.
Keadaan sabo dam pada hari ketiga pembersihan.(foto-ain) |
"Merek terpaksa mengungsi ketempat yang lebih aman". Ditambahnya, Kekhawatiran ini terus berlangsung selama beberapa hari pasca galodo. Karena curah hujan masih cukup tinggi di kawasan Gunung Marapi dan pintu air sabo dam yang tertutup tersebut, akan dapat menimbutkan bencana susulan.
Namun, berkat gerak cepat dari Satker OP BWSS V Padang, kecemasan masyarakat tersebut dapat teratasi. Hanya dalam beberapa hari kerja, sabo dam tersebut dapat dibersihkan dari material bekas galodo sehingga air dapat kembali mengalir pada jalurnya, pungkas Rully.
Melihat keberadaan sobo dam Pasie Laweh ini, beberapa ahli geologi merekomendasikan pembangunan sabo dam di beberapa lokasi yang rawan bencana sebagai salah satu upaya mitigasi bencana serupa dikemudian hari.
Bahkan hal ini sejalan dengan arahan Kepala BNPB Suharyanto kepada instansi terkait yakni Kementerian PUPR dan pemerintah daerah setempat, saat melakukan pengamatan udara di wilayah terdampak bencana banjir lahar dingin dan tanah longsor di sekitar lereng Gunung Marapi, Jum'at (17/5/24) kemarin.
Sementara Presiden Jokowi saat mengadakan kunjungan ke lokasi bencana, Selasa (21/5/24) menyampaikan, bahwa penanganan bencana di Sumbar, termasuk di Kabupaten Agam dan Kabupaten Tanah Datar sudah berjalan dengan baik. Langkah-langkah tersebut mencakup evakuasi korban, penanganan pengungsi, hingga pembangunan infrastruktur darurat.
Presiden juga memerintah Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) untuk segera membangun enam sabo dam untuk wilayah rawan bencana lahar dingin.
Karena sabo dam merupakan bangunan penahan, perlambatan dan penanggulangan aliran lahar di sepanjang sungai yang berpotensi terlanda lahar.
“Untuk urusan lahar dingin, setelah dihitung oleh Kementerian PU dibutuhkan sabo dam 56, yang ada sekarang baru dua, sehingga diperlukan tambahan lagi yang banyak. Saya perintahkan tahun ini harus dimulai, terutama di tempat-tempat yang sangat penting, ada enam harus dimulai segera,” tegas presiden.(henni andri)
إرسال تعليق