Tanah Datar, integritasmedia.com - BAGI orang Minangkabau tidak ada anak yang akan kehilangan haknya jika pergi merantau, sebab ikatan kultural di kampung sudah tertulis dalam sistem budaya dan menjadi identitas bersama. Jadi kampung dan rantau itu akan selalu terikat dalam satu kesatuan yang kuat, yang susah untuk dilepaskan.
Susah untuk melepaskan perhatian dan kepedulian orang rantau terhadap kampung halaman, begitu juga sebaliknya. Orang rantau seperti layang-layang terbang yang selalu dipegang talinya dan diperhatikan ke mana terbangnya. Jika tinggi terbangnya tentu akan lebih disenangi.
Dan hal itu juga berlaku bagi para perantau asal Kenagarian Pasie Laweh, Kecamatan Sungai Tarab, Kabupaten Tanah Datar yang tergabung dalam Ikatan Keluaga Pasie Laweh (IKAPASLA) Nusantara. Seperti biasanya, apabila ada sanak (saudara) yang yang di kampung mengalami musibah, kesulitan dan lain sebagainya organisasi sosial kemasyarakatan di bawah kepemimpinan Djoni Sastra sebagai Ketua Umum, Afdhal Mahatta Dt. Tandiko sebagai Sekretaris Umum, dan Emlis Noveri selaku Bendahara Umum selalu berpartisipasi.
Begitu pula saat bencana banjir bandang (galodo) yang melanda nagari tersebut pada 11 Mei kemarin. Bencana yang untuk ketiga kalinya mendatangkan nestapa bagi warga nagari tersebut, selalu mereka pantau setiap saat dari rantau sembari mengumpulkan donasi.
Beruntung, galodo kali ini tidak mengakibatkan korban jiwa. Namun, telah merusak rumah tempat bernaung, kadai (warung) dan lahan persawahan, ladang, serta kebun tempat mereka berusaha telah rusak akibat bencana tersebut.
Bahkan, air bah dari Gunung Marapi tersebut juga telah menghanyutkan beberapa ekor hewan ternak warga. Padahal itu semua sangat berati bagi mereka untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari keluarga.
Mungkin karena ikatan kekeluargaan antara kampung jo rantau yang sudah merajut rasa sedemian kentalnya, IKAPASLA dalam kurun waktu 3 minggu telah mengumpulkan bantuan untuk musibah galodo tersebut, sebagai bentuk partisipasi dan support bagi rang kampuang yang tengah bersusah.
Masyarakat penerima bantuan bencana dari IKAPASLA Nusantara. (foto-hms wnpasla) |
"Kami Keluarga Besar IKAPASLA Nusantara menyampaikan ucapan duka yang sebesar-besarnya atas musibah banjir bandang (galodo) yang melanda nagari kito tercinta Pasie Laweh. Semoga dunsanak warga ranah di kampuang yang tertimpa musibah diberikan kesabaran dan kemudahan oleh Allah SWT... Aamiin YRA", itulah bunyi pesan yang diterima integritas dari Group WhatsApp IKAPASLA Nusantara sehari setelah bencana.
Dan, pada Minggu (9/6/24), bertempat di Kantor Walinagari Pasie Laweh, bantuan yang telah terkumpul sebanyak 46.600.000 diserahkan langsung kepada masyarakat yang terdampak oleh bencana tersebut, melalui Ketua IKAPASLA Padang Riswandi Dt. Monti Basa.
"Bantuan yang diserahkan ini berasal dari IKAPASLA se Nusantara, yang diperuntukan bagi masyarakat terdampak lahan sawah, rumah, kedai dan sawah, kebun serta ladang", ungkap Riswandi merinci.
Bagi perantau menyumbangkan sesuatu ke kampung halaman, baik pikiran maupun berupa benda atau uang, adalah sebagai bentuk ikatan dengan kampung halaman sekaligus menjaga eksistensinya sebagai orang Minangkabau, pungkas Kepala Dinas Pariwisata, Pemuda dan Olah Raga Kabupaten Tanah Datar itu.
Sementara itu Walinagari Pasie Laweh Hidayat, S.Pd, M.Pd, Dt. Pdk Sirajo mewakil masyarakat yang menerma bantuan tersebut menyampaikan banyak terimakasih kepada keluarga besar IKAPASLA Nusantara yang telah mengulurkan tangan atas sumbangan moril material serta tenaga, sehingga kondisi nagari kita telah pulih kembali.
"Semoga apa-apa yang telah disumbangkan akan menjadi ladang amal serta sedekah jariah bagi dunsanak sadonyo, di samping itu kami mohon maaf seandainya ada sesuatu yang tidak pada tempatnya atau kurang terlayani dalam hal mengurus saudara kita yang terdampak, kami mohon diberi maaf", akhirnya.(henni andri)
إرسال تعليق