Terlihat, pekerjaan pasangan batu yang langsung di atas tanah yang mengandung air dan pengunaan material batu yang berukuran besar.(foto-int) |
Padang, integritasmedia.com - DRAINASE jalan merupakan saluran yang digunakan untuk menyalurkan air yang berlebih di permukaan jalan, untuk menghindari terjadinya genangan air agar permukaan jalan tetap kering dan aman untuk digunakan.
Diketahui, sistem drainase jalan raya terdiri dari saluran drainase, saluran air, parit, dan lainnya yang digunakan untuk mengalirkan air dari permukaan jalan ke tempat yang aman. Dengan fungsi terpentingnya adalah untuk memperpanjang umur ekonomis jalan.
Karenanya, sangat diperlukan untuk menjaga sistem drainase jalan raya agar tetap berfungsi dengan baik dengan melakukan pemeliharaan secara berkala, seperti pembersihan sedimen pada saluran drainase, bahkan pembangunan baru.
Dalam pembangunan drainase banyak faktor yang mempengaruhinya, antara lain intensitas curah hujan, topografi daerah, bangunan di sekitarnya, dan lain-lain.
Tetapi tidak begitu dengan pengerjaan Proyek Preservasi Jalan Lubuk Selasih-Surian, yang dikerjakan oleh PT. Tri Jaya Putra, dengan nilai Rp.14,4 Milyar lebih yang telah dimulai beberapa waktu lalu, diduga pada pekerjaan pasangan batu untuk drainasenya tidak memakai tapak atau anstamping, tapi terlihat langsung dikerjakan di atas tanah yang lunak karena ada kandungan airnya.
Serta, spesi antar batu terlalu dekat bahkan banyak yang saling bersentuhan, adanya pemakaian batu yang berukuran besar. Seharusnya ukuran maksimalnya hanya 20 cm saja.
Bahkan juga terlihat banyaknya rongga pada spesi pasangan batu yang tidak diselimuti adukan semen, dan pasangan batu tersebut juga terlihat langsung disandarkan ke dinding tanah, yang tanahnya merupakan tanah liat.
Bila ada tanah yang mengandung air, air menggenang, atau air mengalir di sekitar pekerjaan pasangan batu yang masih baru, pasti kandungan semenya akan terbawa air. Ini akan dapat terlihat pada genangan air tersebut, jelas Suryadi. ST kepada integritas, Kamis (14/8/24) malam.
Spesi antara batu yang berdekatan.(foto-int) |
"Padahal, adukan mortal atau semen berguna sebagai pengikat pada komponen pasangan batu. Karena, di dalam adukan tersebut ada semen dan pasir yang akan menjadi satu kesatuan, sebagai pengikat pada pasangan batu. Bila semen berkurang, maka peran semen sebagai pengikat akan menurun. Tentunya juga akan mengurangi kualitas dan kekuatan pasangan batu yang telah terpasang", ungkap lagi.
Suryadi yang merupakan salah seorang pelaku konstruksi di Kota Padang melanjutkan, sebelum dilakukan pekerjaan pasangan batu tersebut sebaiknya dilakukan pengeringan kalau airnya banyak, atau pekerjaan pasangan batu tersebut mengunakan tapak ataupun aanstamping.
Karena tapak tersebut juga berfungsi sebagai pondasi. Sementara, aanstamping selain sebagai lantai kerja juga sekaligus berfungsi untuk mengeringkan air tanah yang terdapat di sekitar pondasi.
Bila hal ini tidak dilakukan, dikhawatirkan akan banyak rongga di bagian dasar pekerjaan pasangan batu tersebut. Apalagi dalam pengerjaan tersebut material batu yang dipakai banyak berukuran besar, yang tidak sesuai dengan spesifikasi material, juga spesi pasangan batu terlalu dekat, dan bahkan diantara spesi tersebut ada yang tidak diselimuti adukan semen, jelasanya lagi.
"Intinya, pondasi yang dibangun dengan baik akan mencegah penurunan, keretakan, atau keruntuhan, serta pergeseran struktur bangunan", pungkasnya menegaskan.
Ketika hal ini dikonfirmasikan kepada Satker PJN II Andi Mulya Rusli dan PPK 2.5 yang akrab disapa Ray, mereka berdua sampai saat ini tidak memberikan jawabannya.(hen)
إرسال تعليق